TENGGARONG – Musim hujan bukan lagi musibah, dan genangan tak akan lagi jadi rutinitas.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) meluncurkan aksi besar-besaran dalam bentuk 10 proyek drainase strategis di Kota Tenggarong.
Misi utamanya ialah membebaskan kota dari jerat banjir dan genangan yang selama ini menghantui warga.
Dengan menggunakan APBD Murni 2025, proyek-proyek ini mencerminkan keseriusan Pemkab Kukar dalam memperbaiki infrastruktur dasar kota.
Tak hanya bersifat fungsional, tetapi juga menjadi bagian dari upaya memperindah wajah kota serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) DPU Kukar, Awang Agus Syahbandi, menyampaikan bahwa sejumlah proyek ini merupakan kelanjutan dari pekerjaan tahun 2024 yang belum rampung, sekaligus penambahan titik-titik rawan genangan yang dipetakan selama musim hujan lalu.
“Kami tak ingin kerja setengah-setengah. Semua titik harus tuntas tahun ini. Bukan hanya untuk kenyamanan warga, tapi juga bagian dari wajah kota yang kita bangun bersama,” tegasnya, Sabtu (24/5/2025).
Salah satu fokus utama ada di Kelurahan Loa Ipuh, dengan pagu anggaran fantastis mencapai Rp17,5 miliar.
Proyek ini menyasar optimalisasi saluran muara agar sistem pembuangan air bisa bekerja maksimal. Selama ini, Loa Ipuh menjadi salah satu titik yang kerap tergenang saat hujan deras.
“Kami mulai dari titik paling hilir, karena jika ujungnya tersumbat, seluruh sistem drainase akan ikut lumpuh,” ujar Awang menjelaskan strategi teknisnya.
Drainase untuk Ketahanan Kota
Proyek drainase ini menyebar merata di berbagai titik penting kota, antara lain:
• Kanal banjir Taman Kota Raja (TKR) – Rp8,5 miliar
• Drainase Jalan Mawar – Rp14,6 miliar
• Drainase Jalan Maduningrat – Rp6,6 miliar
• Drainase Rapak Mahang (RT 13, Kelurahan Timbau) – Rp3,6 miliar
• Drainase Jalan Jelawat – Rp9,9 miliar
• Drainase Jalan Belida – Rp1,8 miliar
• Drainase Gunung Belah – Rp2,6 miliar
• Lanjutan Drainase Jalan Pesut – Rp1,2 miliar
Kawasan Rapak Mahang yang sering menjadi "langganan" banjir, terutama di RT 13 sekitar Kantor Lurah Timbau, akan ditangani secara menyeluruh.
Saluran akan dialihkan ke Jalan Udang, yang dinilai lebih mampu menampung debit air tinggi.
“Ini bukan proyek kosmetik. Ini penanganan menyeluruh berbasis data dan pengalaman lapangan,” kata Awang.
Meski saluran air di Jalan Putri Kencana berada di bawah wewenang Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV milik Pemprov Kaltim, DPU Kukar tak tinggal diam.
Banjir di kawasan tersebut disebabkan limpahan dari Jalan Pesut yang drainasenya masih sempit dan belum mampu menampung debit air tinggi.
“Meski bukan kewenangan kami, kami tetap tangani hulu masalahnya. Kalau warga yang kena dampak, ya tanggung jawab kita,” ungkap Awang, menegaskan komitmen kolaboratif pemerintah daerah.
Proyek-proyek drainase ini tidak hanya bertujuan mengalirkan air hujan dengan baik. Lebih dari itu, ini adalah fondasi dari upaya besar Pemkab Kukar untuk membangun kota yang tangguh menghadapi perubahan iklim dan curah hujan ekstrem.
“Drainase yang baik itu bukan sekadar saluran. Ia adalah perlindungan bagi rumah, toko, jalan, dan kehidupan warga. Tanpa drainase, semua akan lumpuh saat hujan datang,” ujar Awang.
Ia juga menekankan bahwa pihaknya akan memastikan pelaksanaan proyek tetap sesuai waktu dan spesifikasi, meskipun saat ini baru memasuki tahap finalisasi pagu anggaran.
“Kami optimistis, karena ini bukan hanya soal pekerjaan fisik. Ini tentang tanggung jawab kepada masyarakat,” tutupnya.
Dengan selesainya seluruh proyek ini, Pemkab Kukar berharap wajah Tenggarong akan berubah—bukan hanya lebih indah, tapi juga lebih tangguh, nyaman, dan ramah lingkungan. (adv)
