TENGGARONG – Angka kasus kanker serviks dan kanker payudara di Kecamatan Sanga-sanga, Kutai Kartanegara (Kukar), terus menjadi perhatian serius.
Menghadapi situasi ini, Puskesmas Sanga-sanga meluncurkan program GESIT SELES (Gerakan Sadar Periksa IVA Test dan Sedonis Reproduksi Lebih Sehat), sebuah terobosan berbasis komunitas untuk meningkatkan kesadaran dan deteksi dini kanker pada perempuan.
Program yang digagas oleh tenaga kesehatan, Siti Munibah, ini menjadi jawaban atas rendahnya kesadaran perempuan terhadap pentingnya pemeriksaan kesehatan reproduksi secara rutin.
“GESIT SELES adalah bentuk nyata dari komitmen kami untuk menciptakan generasi perempuan yang lebih sehat dan teredukasi. Deteksi dini adalah kunci utama melawan kanker,” jelas Siti, Senin (5/5/2025).
GESIT SELES mengusung strategi pendekatan personal dan komunitas yang menjangkau langsung warga.
Pemeriksaan IVA digelar bersamaan dengan kegiatan Posyandu ibu dan anak, penyuluhan diberikan dalam forum arisan PKK, dan tim kesehatan bahkan mendatangi rumah-rumah warga.
“Pendekatan ini memberi rasa aman dan nyaman. Kami ingin menghapus kesan bahwa pemeriksaan kesehatan reproduksi itu menakutkan atau memalukan,” tambah Siti.
Antusiasme warga pun mulai tumbuh seiring pelaksanaan program ini. Nurhayati (43), warga RT 06 Kelurahan Sanga-sanga Dalam, mengaku awalnya takut melakukan pemeriksaan karena berbagai cerita negatif yang ia dengar dari tetangga.
“Dulu saya takut periksa, karena katanya sakit atau hasilnya bisa bikin stres. Tapi setelah ikut sosialisasi di arisan PKK, saya jadi paham pentingnya pemeriksaan. Ternyata prosesnya cepat dan tidak seseram yang dibayangkan,” ujarnya.
Setelah melakukan pemeriksaan IVA, Nurhayati bahkan ikut mengajak tetangga dan keluarganya untuk ikut serta. Ia menilai kehadiran kader kesehatan yang ramah dan tidak menghakimi sangat membantu mendorong perempuan lain untuk berani periksa.
Sri Wahyuni (38), kader Posyandu di Kelurahan Jawa, menambahkan bahwa respons warga sangat positif sejak adanya pendekatan yang lebih personal.
“Banyak ibu-ibu bilang, kalau petugas yang datang ke rumah atau pas acara PKK, mereka merasa lebih nyaman. Sekarang makin banyak yang minta dijadwalkan pemeriksaan,” jelasnya.
Camat Sanga-sanga, Dachriansyah, menyebut GESIT SELES sebagai bentuk pencegahan modern yang tidak hanya menyasar angka kasus, tetapi juga mengubah cara pandang masyarakat.
“Program ini mengajarkan bahwa kesehatan reproduksi bukan hal tabu. Pencegahan dini adalah kunci. Dengan program ini, kita bisa menyelamatkan lebih banyak perempuan,” tegasnya.
Data menunjukkan bahwa program ini mulai memberikan hasil. Dari hanya 235 pemeriksaan IVA pada 2022, angka itu meningkat menjadi 338 pada 2023. Meski belum ideal, tren ini menjadi sinyal positif.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kukar pun mendukung penuh keberlanjutan GESIT SELES, baik dari sisi pendanaan, pelatihan kader, hingga perluasan cakupan ke kelurahan lainnya.
Program ini juga sejalan dengan RPJMD Kukar 2021–2026 yang menargetkan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, terutama di wilayah kecamatan dan desa.
Melihat keberhasilan di lapangan, Puskesmas Sanga-sanga berharap GESIT SELES bisa direplikasi di kecamatan lain di Kukar, bahkan menjadi model di tingkat provinsi.
Dengan pendekatan yang menyentuh langsung masyarakat, GESIT SELES menjadi bukti bahwa kesadaran, edukasi, dan keberanian untuk periksa bisa menyelamatkan nyawa.
Dari komunitas kecil di Sanga-sanga, gerakan ini menyalakan harapan besar menuju masyarakat yang lebih sehat, kuat, dan bebas dari kanker. (adv)