Samarinda - Program internet gratis desa yang dijalankan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Dinas Kominfo tidak hadir untuk menggantikan layanan internet yang telah ada, melainkan menjadi pelengkap (komplementer) dari infrastruktur konektivitas digital yang sebelumnya telah tersedia.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim, Puguh Harjanto, menjelaskan bahwa hingga akhir tahun 2024, desa-desa di Kaltim sebagian telah memiliki akses internet, baik melalui jalur konvensional maupun teknologi satelit Starlink. Namun demikian, seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat, tambahan jaringan diperlukan untuk memperkuat layanan yang sudah ada.
“Karena kita tahu bahwa desa-desa di Kalimantan Timur sejauh ini sampai dengan akhir tahun 2024 seluruhnya juga sudah mendapat fasilitas internet, baik itu menggunakan jalur lain maupun dari Starlink yang bisa dimanfaatkan. Sehingga layanan ini sebagai komplemen, jadi menambah kemampuan,” kata Puguh, Senin (02/06/205) lalu.
Ia menambahkan bahwa kebutuhan internet di desa tidak bisa terpenuhi hanya dengan satu titik akses. Berbagai aktivitas pelayanan publik, pendidikan, kesehatan, serta ekonomi produktif memerlukan jaringan yang lebih kuat dan merata.
“Tidak mungkin layanan itu hanya satu titik saja untuk layanan internet di desa. Kalau ada tambahan itu bisa memaksimalkan aktivitas masyarakat desa untuk kegiatan ekonomi produktif mereka,” ujarnya.
Dengan strategi ini, pemerintah ingin memastikan bahwa semua lapisan masyarakat desa dapat memanfaatkan internet secara optimal, baik untuk kebutuhan administratif maupun pengembangan usaha lokal yang berkelanjutan.(Adv/DpmpdKaltim/Ion)