Samarinda - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus berupaya mengatasi berbagai tantangan yang menghambat pelaksanaan program kesehatan di wilayah tersebut.
Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan sumber dayamanusia (SDM) kesehatan, khususnya di daerah pedalamandan perbatasan, yang berdampak pada layanan kesehatan yang belum merata.
Distribusi tenaga kesehatan yang belum optimal menjadikendala besar dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang setara bagi seluruh masyarakat Kaltim.
Hal ini diperburuk oleh kondisi sarana dan prasaranakesehatan yang belum memadai di beberapa wilayah. Ketersediaan fasilitas kesehatan, peralatan medis, dan obat-obatan yang terbatas kerap menjadi penghambat dalammemberikan pelayanan yang optimal.
Selain itu, peningkatan prevalensi penyakit tidak menularseperti diabetes, jantung, dan kanker menjadi tantangansignifikan.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, mengungkapkan bahwa pola hidup yang kurang sehat di masyarakat menjadi salah satu faktor utama penyebabtingginya angka penyakit tidak menular.
“Di sisi lain, rendahnya kesadaran masyarakat akanpentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga menjadi perhatian Dinkes Kaltim. Kurangnya pemahamantentang PHBS menyebabkan masih tingginya angka kejadianpenyakit menular,” ujar Jaya dalam keterangannya.
Dinkes Kaltim juga menyoroti pentingnya edukasi masyarakatsebagai langkah preventif untuk mengatasi tantangan ini.
Program-program sosialisasi dan kampanye kesehatan terusdigencarkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakatterhadap pentingnya menerapkan gaya hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan.
Meski menghadapi beragam hambatan, Dinkes Kaltim tetapberkomitmen memperkuat koordinasi dengan berbagai pihakguna mencari solusi terbaik.
Melalui kolaborasi yang kuat, Dinkes Kaltim berharap dapatmewujudkan layanan kesehatan yang merata dan berkualitasbagi seluruh masyarakat, termasuk di wilayah pedalaman dan perbatasan.