Samarinda – Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (DinkesKaltim) menghadapi kendala serius dalam menanganitingginya angka depresi di kalangan remaja akibat kurangnyatenaga psikolog klinis yang tersebar di wilayah provinsitersebut. 

Psikolog klinis masih terkonsentrasi di kota besar, sementaradaerah terpencil belum memiliki akses memadai terhadaplayanan kesehatan jiwa.

Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kaltim, dr. Ika Gladies Syaferani, menjelaskan bahwa keterbatasan ini membuat tenagakesehatan di puskesmas dilatih untuk memberikan konselingdasar sebagai langkah awal dalam menangani kasus-kasuskesehatan jiwa.

“Psikolog klinis kita sangat terbatas. Untuk itu, tenagakesehatan di puskesmas dilatih memberikan konseling dasarsebagai langkah awal,” ujar dr. Ika.

Dinkes Kaltim juga memfokuskan upaya pada sosialisasi dan skrining kesehatan jiwa di kalangan remaja, terutama melaluiaplikasi Sijiwa yang dirancang untuk deteksi dini masalahpsikologis. 

Namun, keterbatasan tenaga ahli sering kali menjadihambatan dalam pengobatan atau konseling lanjutan.

“Saat ini, kami terus mendorong upaya pelatihan dan edukasiagar tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan tingkat pertama(FKTP) dapat memberikan layanan konseling yang memadai,” tambahnya.

Dr. Ika menegaskan bahwa masyarakat perlu lebih terbukaterhadap isu kesehatan jiwa dan menghilangkan stigma yang masih melekat agar penanganan depresi dapat dilakukan lebihefektif.

“Harapan kami, kesehatan jiwa bisa menjadi prioritas, samaseperti kesehatan fisik,” tutupnya.

Melalui langkah-langkah ini, Dinkes Kaltim berupayameningkatkan akses layanan kesehatan jiwa di seluruhwilayah, terutama bagi remaja yang rentan terhadap masalahpsikologis.