Samarinda - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menempatiperingkat 5 besar di Indonesia dalam kasus penyakit tidakmenular (PTM), menurut data yang diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Setyo Budi Basuki, di Samarinda. 

Tingginya angka ini menjadi perhatian serius bagi pemerintahdaerah, mengingat dampaknya yang signifikan terhadapkesehatan masyarakat.

Basuki menjelaskan bahwa salah satu alasan tingginya tingkatPTM adalah karena gejala penyakit ini sering kali tidakdisadari sejak awal. 

Akibatnya, banyak kasus baru diketahui saat sudah memasukitahap yang lebih parah, sehingga memerlukan rehabilitasiintensif. 

“Kalau PTM ini kan sering kali kita terlambat menyadarinya, karena respon terhadap tubuh kita seringkali tidak bisadideteksi dengan baik,” ucap Basuki.

Penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, jantung, dan kanker menjadi tantangan besar bagi sektor kesehatan di Kaltim. 

Minimnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnyapemeriksaan kesehatan secara rutin juga turut memperburuksituasi ini. Banyak individu yang baru mengetahuipenyakitnya setelah muncul komplikasi serius.

Menanggapi hal ini, Dinkes Kaltim berkomitmen untukmeningkatkan upaya deteksi dini dan pencegahan melaluiprogram promotif dan preventif. 

Edukasi kesehatan tentang pentingnya pola hidup sehat, seperti menjaga pola makan, rutin berolahraga, dan menghindari kebiasaan buruk, akan terus digencarkan untukmenekan angka kasus PTM.

Selain itu, Dinkes Kaltim juga mendorong optimalisasilayanan kesehatan di tingkat puskesmas dan rumah sakituntuk memastikan masyarakat dapat mengakses fasilitaspemeriksaan kesehatan yang memadai. 

Melalui penguatan layanan kesehatan berbasis masyarakat, Dinkes berharap dapat mempercepat penanganan dan menurunkan angka prevalensi PTM di wilayah ini.