Samarinda – Dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60, Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) memberikan apresiasi kepada tenaga kesehatan yang berprestasi dan berinovasi dalam meningkatkan pelayanankesehatan masyarakat.
Salah satu inovasi unggulan yang diapresiasi adalah program “Gerbang Emas” dari Puskesmas Rimba Ayu, KutaiKartanegara, yang dirancang untuk menekan angka stunting di wilayah tersebut.
Program ini dipelopori oleh dr. Rovan MeluganissigarPanjaitan, tenaga kesehatan teladan tingkat provinsi, yang menerima penghargaan langsung dari Dinkes Kaltim.
Inovasi “Gerbang Emas” bertujuan untuk meningkatkan status gizi balita dan memberikan edukasi menyeluruh kepadamasyarakat tentang pentingnya pemenuhan gizi anak sejakdini.
“Kita membangun kesadaran seluruh pihak, mulai dari orang tua, kader Posyandu, hingga tingkat kecamatan, untukbersama-sama menanggulangi masalah stunting,” ujar dr.Rovan dalam peringatan HKN yang berlangsung di Kantor Gubernur Kaltim.
Program ini mengintegrasikan berbagai langkah konkret, termasuk penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, dan evaluasi gizi rutin di Posyandu.
Anak-anak yang teridentifikasi berisiko stunting diberikansuplemen tambahan seperti telur dan makanan sehat lainnya, disertai dengan edukasi intensif kepada orang tua tentangpentingnya ASI eksklusif dan pemberian MPASI yang benar.
Namun, dr. Rovan mengakui bahwa stigma sosial mengenaistunting masih menjadi kendala dalam memberikan edukasikepada masyarakat.
“Stigma ini kadang menjadi penghalang bagi kader Posyandusaat menyampaikan informasi kepada orang tua,” ungkapnya.
Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, menyampaikanapresiasinya atas dedikasi tenaga kesehatan seperti dr. Rovan yang terus berupaya mencari solusi inovatif untuk masalahkesehatan masyarakat.
“Kami berharap program ini dapat menjadi contoh untukdaerah lain dalam menanggulangi stunting secara efektif,” tuturnya.
Melalui program “Gerbang Emas,” Dinkes Kaltim optimisdapat menciptakan generasi bebas stunting sekaligusmendorong peningkatan kesadaran masyarakat terhadappentingnya pemenuhan gizi anak.
“Dengan kerja sama seluruh pihak, kita bisa menciptakanmasa depan yang lebih sehat untuk anak-anak kita,” tutup dr.Rovan.
