Samarinda - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur menggelar pelatihan pengawasan kualitas air minum sebagaibagian dari komitmennya dalam Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).
Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruhsumber air minum di wilayah Kaltim aman dan sehat, mengantisipasi risiko penyakit yang dapat muncul akibatkualitas air yang buruk, seperti diare, hepatitis A, dan kolera.
Kepala UPTD Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Kaltim, Sri Sedono Iswandi, menjelaskan bahwa pelatihan tersebutdifokuskan untuk membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan dalam mengawasi kualitas air di lapangan.
“Pelatihan ini bertujuan untuk memastikan bahwa sumber-sumber air minum di Kaltim terjamin keamanannya dan kesehatannya,” ungkap Sri Sedono Iswandi.
Menurutnya, dengan peningkatan kapasitas pengawasan ini, Dinkes Kaltim berharap dapat menekan risiko penyebaranpenyakit yang disebabkan oleh air tercemar, mengingattingginya risiko kesehatan dari sumber air yang tidak layakkonsumsi.
Pelatihan ini diikuti oleh 30 peserta yang berasal dari 10 kabupaten dan kota di Kaltim, jumlah maksimal yang dapatmengikuti pelatihan.
“Para peserta nantinya akan melakukan pemeriksaan terhadapsumber-sumber air di daerah mereka masing-masing,” tambahnya.
Melalui pelatihan ini, peserta diharapkan mampu melakukanpengawasan menyeluruh terhadap sumber-sumber air, termasuk pengambilan sampel dan analisis kualitas air.
Dinkes Kaltim menargetkan bahwa program ini dapatmemperkuat deteksi dini terhadap potensi pencemaran air, serta mengurangi kemungkinan munculnya penyakit akibatkonsumsi air yang tidak memenuhi standar kesehatan.