Samarinda – Dalam menghadapi peningkatan kasus penyakittidak menular (PTM), Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) menyelenggarakan Rapat KoordinasiTeknis (Rakortek) Program Pencegahan dan PengendalianPenyakit Tidak Menular (P2PTM) tahun 2024.

Kegiatan ini berfokus pada penyusunan kebijakan dan strategi untuk mengatasi tantangan kesehatan akibat PTM di wilayah Kalimantan Timur.

“Ada sembilan PTM yang menjadi prioritas, termasukhipertensi, diabetes, penyakit jantung, stroke, dan kanker leherrahim. Ini adalah masalah kesehatan yang semakin meningkatdan membutuhkan penanganan serius,” ujar Kepala DinkesKaltim, Jaya Mualimin, Sabtu (18/11/2024).

Dinkes Kaltim mencatat bahwa peningkatan kasus PTM terutama terjadi di wilayah berpenghasilan menengah kebawah, yang menyumbang hingga 80% dari total beban PTM. Untuk itu, Rakortek ini mengedepankan pendekatan berbasiskomunitas melalui program seperti Posbindu PTM yang bertugas mendeteksi dini faktor risiko.

Selain deteksi dini, Dinkes Kaltim juga menggencarkanedukasi tentang pola makan sehat, pentingnya aktivitas fisik, serta pengendalian kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol.

“Pola hidup sehat dan deteksi dini menjadi kunci untukmenurunkan angka kematian akibat PTM,” tambah Jaya.

Rakortek juga mendorong kolaborasi lintas sektor denganmelibatkan pemerintah kabupaten/kota, komunitas, dan sektorswasta. Pendekatan ini diharapkan mampu menciptakanlingkungan yang mendukung masyarakat dalam menerapkangaya hidup sehat.

Dengan penguatan data epidemiologi sebagai dasarperencanaan, Dinkes Kaltim optimis dapat mengembangkanprogram yang lebih efektif dan berdampak langsung bagimasyarakat.

“Melalui Rakortek ini, kami berkomitmen untukmeningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Kalimantan Timur dan menekan angka kematian akibat PTM,” pungkasJaya.