Banner

Advertorial Dinas Kesehatan / 24 November 2024 / 249 views

Samarinda – Stunting tidak hanya disebabkan oleh kekurangan gizi setelah kelahiran, namun juga dapat dimulaisejak dalam kandungan. Bayi dengan berat lahir rendah ataupanjang badan di bawah standar dapat langsung dikategorikansebagai stunting sejak kelahirannya.

 

“Bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram ataupanjang badan di bawah 48 cm bisa masuk kategori stunting. Ini menunjukkan bahwa masalah gizi sebenarnya sudahdimulai sejak dalam kandungan. Oleh karena itu, masa 1.000 hari pertama kehidupan, yang terhitung sejak awal kehamilanhingga anak berusia dua tahun, menjadi sangat penting untukdiperhatikan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim), Dr. dr. H. Jaya Mualimin.

 

Dr. Jaya menambahkan, pola makan dan kebiasaan ibu selamakehamilan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan janin.

 

Ibu yang kurang mengonsumsi makanan bergizi atau memilikikebiasaan merokok, misalnya, dapat mempengaruhi berat dan panjang badan bayi saat lahir.

 

“Ibu hamil yang merokok berisiko melahirkan bayi denganpertumbuhan janin yang tidak optimal. Ketika bayi lahir, beratnya bisa kurang dari 2.500 gram, yang langsung masukkategori stunting. Maka dari itu, sangat penting bagi ibu hamiluntuk menjaga pola makan dan kebiasaan hidup sehat,” tegasnya.

 

Ia juga menjelaskan, pengukuran berat dan panjang bayi saatlahir menjadi indikator awal untuk mendeteksi risiko stunting.

 

Jika ditemukan berat atau panjang bayi yang kurang daristandar, intervensi gizi harus segera dilakukan agar pertumbuhan bayi dapat dikejar selama 1.000 hari pertamakehidupannya.

 

“Masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun, atau 1.000 hari pertama kehidupan, adalah masa krusial. Inilah mengapapengukuran saat lahir sangat penting sebagai langkah awalmemantau risiko stunting,” tambahnya.

 

Setelah melewati usia dua tahun, faktor lingkungan mulaimemainkan peran yang lebih besar. Hal ini membuatintervensi pada 1.000 hari pertama menjadi semakinmendesak, karena pertumbuhan anak setelah itu lebih sulitdiubah.

 

“Setelah melewati usia lima tahun, stunting biasanya tidakdiukur lagi dalam survei karena faktor genetik juga mulaiterlihat. Namun, jika di masa awal kehidupannya sudahmengalami stunting, maka dampaknya bisa berlanjutsepanjang hidup,” jelas Dr. Jaya.

 

Ia juga mengajak masyarakat untuk aktif melakukanpemeriksaan kehamilan secara rutin dan memperhatikanasupan gizi ibu hamil.

 

Selain itu, ia mengingatkan pentingnya memastikan beratbadan dan panjang badan bayi yang lahir sesuai standar, agar risiko stunting dapat diminimalkan.

 

“Kami berharap kesadaran masyarakat meningkat, khususnyabagi ibu hamil untuk menjaga asupan gizi mereka. Dengandeteksi dini dan langkah pencegahan yang tepat, kita bisamenekan angka stunting di Kalimantan Timur dan memastikan anak-anak kita tumbuh sehat dan optimal,” tutupnya. 

Logo

Jalan Gunung Satu No. 18 RT.05 Margo Balikpapan Barat Kota Balikpapan Kalimantan Timur

Telepon: 085396694449/081289219189 (admin)

Email: arahmediaindonesia@gmail.com

2025 © Media-Masa.ID. All Rights Reserved. Developed by PT. Master Digital Solutions