Samarinda – Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (DinkesKaltim) mempercepat pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) untuk campak di wilayah-wilayah dengan cakupan imunisasi rendah guna menanggulangiKejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang Dapat Dicegahdengan Imunisasi (PD3I).
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, menegaskanpentingnya perencanaan strategis dan kolaborasi lintas sektoruntuk menangani KLB.
“Penanggulangan KLB membutuhkan perencanaan matangdan langkah kolektif, termasuk pelaksanaan ORI campak di daerah prioritas,” jelas Jaya.
ORI merupakan langkah responsif yang bertujuanmenghentikan penularan penyakit di wilayah rentan dengancakupan imunisasi yang rendah. Fokus utama program iniadalah anak-anak yang belum mendapatkan imunisasilengkap, terutama di daerah dengan risiko tinggi.
Dinkes Kaltim telah meminta Dinas Kesehatan kabupaten/kota untuk memanfaatkan data epidemiologi dalammenentukan wilayah prioritas dan merancang pelaksanaanimunisasi yang lebih efektif.
“Data epidemiologi sangat penting untuk merencanakanpelaksanaan imunisasi agar hasilnya lebih optimal,” tambahnya.
Selain program teknis seperti ORI, Dinkes Kaltim juga terusmemperkuat edukasi masyarakat untuk meningkatkankesadaran akan pentingnya imunisasi lengkap.
Koordinasi dengan puskesmas, sekolah, dan komunitas lokalsemakin diintensifkan untuk memperluas jangkauan layananimunisasi ke daerah-daerah terpencil.
Jaya juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasukpemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan komunitas, untukbersinergi dalam mendukung keberhasilan program imunisasi.
“Mari bersama-sama wujudkan lingkungan yang sehat dan aman bagi anak-anak kita dengan memastikan merekamendapatkan imunisasi lengkap,” pungkasnya.
Dinkes Kaltim optimis bahwa melalui kolaborasi yang kuatdan pendekatan berbasis data, cakupan imunisasi rutin dapatditingkatkan, sehingga risiko KLB PD3I seperti campak dan rubella dapat ditekan secara signifikan. Upaya ini merupakanlangkah konkret untuk menciptakan generasi masa depanyang lebih sehat dan terlindungi.