media-masa.id - Kamaruddin, anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerrah (DPRD) Kota Samarinda, merasa tidak nyaman dengan kebijakan yang menggunakan kode barcode saat membeli Pertalite untuk mobil roda empat. 

Dia berpendapat bahwa kendaraan khusus (seperti kendaraan pemadam kebakaran), ambulans, dan truk sampah seharusnya diprioritaskan dalam pembelian bahan bakar minyak tanpa perlu mengantre. 
 
 Selasa (7/5/2025), Kamaruddin menyatakan, "Harusnya kendaraan khusus tidak perlu mengantre, meskipun di satu sisi kendaraan khusus juga harus siap sedia soal bahan bakar, tapi kita antisipasi saja, karena keadaan darurat itu tidak tiba-tiba." 

Kamaruddin menekankan bahwa mobil seperti pemadam kebakaran dan ambulans adalah mobil darurat yang harus selalu siap untuk digunakan. Oleh karena itu, kebijakan pembelian BBM harus mempertimbangkan kebutuhan mendesak kendaraan tersebut tanpa mengharuskan mereka mengantre. 

Selain itu, Kamaruddin menekankan bahwa jalur harus dibuat khusus untuk kendaraan khusus tersebut agar tidak mengganggu lalu lintas yang ada. 

Ia mencontohkan truk Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang memiliki bau yang tidak menyenangkan bagi masyarakat sekitar meskipun terkadang penuh dengan sampah. Akibatnya, membuat mereka mengantre juga dapat mengganggu orang lain yang mengantre. 

Menurutnya, meskipun sampah dari truk DLH tidak selalu muncul, baunya tetap mengganggu orang lain yang sedang menunggu. 

Kamaruddin mengingatkan bahwa mobil khusus seperti ambulans seringkali harus menempuh perjalanan jauh dalam keadaan darurat, dan kehabisan BBM dapat menjadi masalah serius. Oleh karena itu, menurutnya, kebijakan pembelian BBM harus dipertimbangkan ulang untuk memastikan kelancaran pelayanan darurat dan keamanan masyarakat. 

Dia berharap pemerintah segera meninjau kebijakan tersebut dan mempertimbangkan rekomendasi untuk meningkatkan efisiensi dan efisiensi pembelian BBM untuk kendaraan khusus.