media-masa.id -Hingga saat ini, masalah Pasar Pagi masih belum terselesaikan. Lebih sering daripada tidak, kasus ini tidak dapat diterima. Terkait masalah ini, Abdul Khairin, anggota Komisi I DPRD Kota Samarinda, menarik perhatian. Disampaikannya, Pasar Pagi yang sepi itu mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa dia sedang dibongkar.

“Saya berbicara dengan ketua forum 48 SHM tadi malam, Alhamdulillah pembongkaran sudah berjalan, dan 48 SHM tidak diutak atik,” kata Khairin pada Jumat (1/3/2024).

Selain itu, ia menyatakan bahwa para pedagang Pasar Pagi telah pindah ke sementara ke lokasi yang lebih baik. Dia mengatakan bahwa saat ini bukan waktunya untuk berdebat tentang lokasi yang diberikan. Sebaliknya, dia mengatakan bahwa upaya untuk memperbaiki kondisi Pasar Pagi harus dipertimbangkan. Selain itu, semua pihak akan sangat mendukung proses pembongkaran Pasar Pagi jika pembangunan ulangnya tidak mengganggu 48 SHM.

"Apakah 48 SHM setuju atau tidak, samapai saat ini saya mendengar bahwa pemilik SHM tidak setuju. Menurutnya, semuanya akan sesuai dengan konsep awal, dengan bangunan Pasar Pagi yang akan diperbaiki. Dengan mempertimbangkan perdebatan yang akan berujung pada konsinyasi di pengadilan. Menurut Abdul Khairin, karena belum ada tindakan hukum yang diambil, kemungkinan besar hal itu tidak terlihat.

"Belum ada pembicaraan yang sampai ke proses hukum. Tidak ada saling lapor, baru berbicara di media kan."

Disebutkan bahwa hak SHM dapat diambil alih. Abdul Khairin mempertimbangkan kemungkinan tidak dapat serta merta mengaminkan atau menolak. Sangat penting untuk bekerja sama dengan ahli hukum yang memahami Undang-Undang Agraria. “Khususnya bidang agraria untuk menentukan apakah pernyataan itu memang dapat dilakukan di Pasar Pagi. Perlu ada yang menjadi penengah apakah rekontruksi itu masuk dalam kategori kepentingan negara,” tutupnya.