Potensi UMKM di Kutim Harus Didukung Pelatihan dan Fasilitas yang Tepat
Kutai Timur – Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kutai Timur (Kutim) dinilai memiliki peluang besar untuk memajukan perekonomian masyarakat.
Namun, Sekretaris Komisi B DPRD Kutim, Leny Susilawati Anggraini, menilai pelatihan dan pendampingan bagi UMKM harus lebih tepat sasaran agar berdampak signifikan.
Menurut Leny, dinas terkait perlu memetakan potensi UMKM yang ada di Kutim, mulai dari bidang usaha hingga kebutuhan spesifik setiap pelaku usaha.
"Pemerintah harus memahami apa yang diminati pelaku UMKM dan memberikan pelatihan yang sesuai. Dengan begitu, UMKM dapat berkembang lebih maksimal dan mampu menembus pasar yang lebih luas," ujarnya.
Leny menegaskan pentingnya pelatihan yang relevan dengan kebutuhan usaha, sehingga tidak ada lagi program pelatihan yang terbuang percuma karena tidak sesuai. Setelah pelatihan, pelaku UMKM juga harus dibekali peralatan pendukung untuk menjalankan usahanya.
"Pelatihan harus diikuti dengan fasilitas yang mendukung. Misalnya untuk pelaku usaha kue, mereka bisa difasilitasi dengan oven atau mixer. Ini akan membantu mereka menjalankan usaha dengan lebih baik," katanya.
Ia menambahkan, jika UMKM sudah mendapatkan pelatihan dan fasilitas yang lengkap tetapi tetap tidak berjalan, maka hal tersebut menjadi tanggung jawab pelaku usaha itu sendiri.
"Kalau sudah difasilitasi pelatihan dan peralatan tapi usahanya tidak jalan, berarti pelaku UMKM itu yang tidak memiliki niat serius untuk berkembang," tegasnya.
Selain pelatihan dan fasilitas, Leny juga mendorong pemerintah untuk membantu pelaku UMKM dalam memperoleh sertifikasi halal atau izin lainnya yang relevan. Proses ini dapat didukung melalui pendampingan atau program bantuan khusus.
Ketika ditanya soal permodalan, Leny mengungkapkan bahwa pemberian modal memerlukan regulasi yang jelas karena melibatkan pihak ketiga, seperti perbankan.
"Modal dengan bunga rendah memang bisa jadi solusi, tapi harus ada aturan yang mengatur ini. Tidak mungkin memberikan pinjaman tanpa bunga karena pasti melibatkan pihak ketiga," jelasnya.
Leny menegaskan bahwa dukungan terhadap UMKM harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari pelatihan, penyediaan peralatan, hingga kemudahan dalam mendapatkan sertifikasi dan akses permodalan.
"Dengan pendekatan yang tepat, UMKM di Kutim dapat menjadi penggerak utama perekonomian daerah," pungkasnya.ADV