Kutai Timur – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur, Jimmi, memberikan penjelasan terkait isu yang berkembang mengenai penggunaan dana Pokok Pikiran (Pokir) untuk membiayai proyek Multiyears Contract (MYC).
Dalam wawancara yang diadakan baru-baru ini, Jimmi dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
Menurut Jimmi, anggaran untuk proyek MYC sudah dianggarkan secara terpisah sejak awal, dan tidak melibatkan dana Pokir.
"Proyek Multiyears sudah memiliki anggaran sendiri sejak dua tahun lalu, mulai 2023 hingga 2024. Jadi, tidak ada alasan untuk menggunakan dana Pokir untuk membayar proyek ini," jelasnya.
Lebih lanjut, Jimmi menambahkan bahwa dalam pelaksanaan proyek MYC, pemerintah sudah memiliki kesepakatan dengan pihak kontraktor melalui Memorandum of Understanding (MoU), dan pembayaran untuk proyek ini dijamin aman karena sudah dianggarkan secara terpisah.
Dalam hal pengawasan, Jimmi mengungkapkan bahwa DPRD memiliki peran dalam melakukan pemeriksaan politis terhadap proyek-proyek besar tersebut. Namun, untuk aspek teknis, terdapat pihak-pihak lain yang bertugas, seperti konsultan pengawas dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Tanggung jawab pemeriksaan teknis ada pada konsultan pengawas dan BPK. DPRD memiliki kewenangan untuk melakukan pemeriksaan politis apakah proyek ini sudah selesai atau belum," ujar Jimmi.
Jika ditemukan ketidaksesuaian dalam pelaksanaan proyek MYC, Jimmi menegaskan bahwa rekomendasi dari BPK yang tidak dipenuhi oleh kontraktor akan diteruskan kepada aparat penegak hukum.
"Jika ada yang tidak memenuhi rekomendasi BPK, itu akan dilanjutkan ke pihak hukum. Prosedur kami jelas, DPRD hanya melakukan pemeriksaan politis," tambahnya.
Jimmi juga menekankan pentingnya keterlibatan berbagai pihak dalam proyek besar seperti MYC. Ia berharap semua pihak yang terlibat dalam proyek tersebut dapat bekerja dengan penuh tanggung jawab untuk menyelesaikan proyek yang menggunakan anggaran besar ini dengan baik.
"Kita berharap lebih banyak pihak terlibat dalam proyek Multiyears ini. Anggaran yang besar ini tentu memerlukan perhatian lebih," tutupnya.ADV